Marah adalah luapan rasa jengkel kepada seseorang. Yang tak jarang disertai makian bahkan lebih parahnya lagi sampai mengeluarkan kata-kata yang tidak selayaknya terucap. Terkadang
karena sesuatu hal akhirnya emosi kita jadi terpancing, sehingga tanpa disadari
keluarlah amarah itu. Disinilah hikmah dari hadist larangan marah, seperti yang sudah kita bahas sebelumnya tentu
saja ada hikmah dibalik perintah dan larangan Alloh. Disebutkan dalam sebuah
hadist:
“Dari
Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘anhu, bahwasanya seorang laki laki berkata kepada
Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam: ” Wasiatkan kepadaku! Nabi bersabda: ”
Janganlah engkau marah ” Orang tadi mengulangi berkali kali. Nabi bersabda: ”
Janganlah engkau marah ” [HR Al-Bukhori]
Dalam
hadist diatas, Rosululloh mewasiatkan dan menyebutkan larangan marah hingga
berkali – kali, juga yak sedikit hadist yang berkenaan tentang marah ini.
Mengenai hal ini terlihat betapa pentingnya menahan diri dari marah. Bahkan ada
sebuah hadist yang menerangkan bahwa orang yang kuat bukanlah ia yang pandai
bergulat, melainkan orang yang kuat adalah orang yang pandai menahan amarahnya.
لَيْسَ الشَّدِيْدُ باِلصُّرْعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي
يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
“Orang
yang kuat bukanlah yang pandai bergulat. Orang yang kuat adalah yang mampu
menahan dirinya di saat marah.” (HR. Al Bukhari)
Rosululloh adalah potret sosok yang sangat
penyabar, pemaaf dan tidak menyimpan dendam. Inilah keteladanan yang patut kita
tiru. Maka tak heran jika semasa hidup Rosululloh selalu sehat, karena
Rosululloh selalu menerapkan pola hidup yang sehat. Apa sebenarnya hubungan
marah dengan kesehatan? Berikut diantaranya:
Terhindar dari hipertensi
Penelitian dari University of
California San Diego tahun 2012 menemukan bahwa orang-orang yang bisa
melepaskan kemarahannya dan memaafkan kesalahan orang lain cenderung lebih
rendah risikonya mengalami lonjakan tekanan darah. Pada penelitian itu, 200
relawan diminta memikirkan saat temannya menyinggung perasaan. Separuh relawan
diperintahkan untuk berpikir mengapa hal tersebut bisa membuatnya marah,
sedangkan separuh lainnya didorong untuk memaafkan kesalahan tersebut.
Worthington Jr, Pakar Psikologi
di Virginia Commonwealth University AS, mempublikasikan hasil penelitiannya
pada 2005 di jurnal ilmiah Explore. Pada penelitian hubungan antara
memaafkan dan kesehatan itu ditemukan, sikap memaafkan mendatangkan manfaat
kesehatan. Dengan menggunakan tekonologi canggih, terungkap perbedaan pola
gambar otak orang pemaaf dan yang tidak memaafkan.
Pendapat lain dikemukakan oleh psikolog Albert Ellis, PhD, saat sedang marah akan terjadi perubahan fisik seperti misalnya, otot yang menegang, detak jantung yang semakin kerap, system pernafasan dan metabolisme seluruhnya siap untuk membantunya melakukan suatu “tindakan” yang diperlukan. Hormon adrenalin akan menjalar ke seluruh pembuluh darah dan darahnya akan mengalir ke bagian otot yang lebih besar dalam tubuh. Tidak heran jika orang yang sedang marah biasanya mempunyai kekuatan yang lebih untuk menyerang sumber yang membuatnya marah, karena memang tubuh mereka siap untuk melakukannya.
Pendapat lain dikemukakan oleh psikolog Albert Ellis, PhD, saat sedang marah akan terjadi perubahan fisik seperti misalnya, otot yang menegang, detak jantung yang semakin kerap, system pernafasan dan metabolisme seluruhnya siap untuk membantunya melakukan suatu “tindakan” yang diperlukan. Hormon adrenalin akan menjalar ke seluruh pembuluh darah dan darahnya akan mengalir ke bagian otot yang lebih besar dalam tubuh. Tidak heran jika orang yang sedang marah biasanya mempunyai kekuatan yang lebih untuk menyerang sumber yang membuatnya marah, karena memang tubuh mereka siap untuk melakukannya.
Orang yang tidak memaafkan atau terbawa kemarahan dan dendam ditemukan mengalami penurunan fungsi kekebalan tubuh, tekanan darah lebih tinggi, ketegangan otot dan detak jantung.Sebaliknya, sikap memaafkan meningkatkan pemulihan penyakit jantung dan pembuluh darah.
Mengurangi Kadar Stress
Seseorang yang cenderung gampang tersulut oleh amarah lebih rentan terkena stress. Disebabkan oleh ketegangan otot dan tekanan darah menjadi meningkat. Lantas bagaimana untuk menghindarinya, dengan kesabaran dan kasih saying kemudian memaafkan. Tak semua persoalan dapat diselesaikan oleh marah.Menyehatkan jantung
Bagi anda yang
menyayangi jantung anda, menahan marah dan memaafkan dapat menstabilkan denyut
jantung karena beban jantung menjadi ringan. Ketika seseorang marah denyut
jantung akan berdegub kencang serta otot – otit jantung menjadi tegang. Inilah
yang dapat memicu penyakit lemah jantung. Kerena beratnya beban yang ditanggung
olehnya. Prof. Robert Sapolsky, seorang ahli biologi dan neuroscience di
Stanford University menggambarkan bahwa perubahan fisik yang terjadi saat
seseorang marah akan dapat merusak sistem kardiovaskuler.
Saat seseorang marah, tekanan darah akan
meningkat secara mendadak, dan tekanan ini akan dapat merusak jaringan-jaringan
lembut arteri (jaringan yang membawa suplai darah ke jantung). Selanjutnya,
material-material tubuh dari darah seperti gula, asam lemak (fatty acids) dan
lainnya akan mulai menempel pada dinding-dinding arteri rusak tadi. Lama
kelamaan, akan terjadi penumpukan material yang menyumbat arteri yang
menyebabkan tersendatnya aliran darah dan juga aliran oksigen. Inilah yang
disebut atherosclerosis. Dan jika material yang terakumulasi tadi melalui
jaringan arteri yang menuju jantung, maka seseorang tersebut akan menjadi
“kandidat” baru penderita jantung koroner, dan potensi kerusakan jantung
lainnya.
Terhindar dari kanker
Tanpa
filsafat hidup ini, manusia tidak akan tenang dalam hidupnya. Penelitian dan
kajian terbaru yang dilakukan ilmuwan-ilmuwan amerika telah membuktikan bahwa
problem jiwa menjadi sebab timbulnya penyajik kanker, persis seperti yang
terjadi ketika hati goncang menyebabkan penyakit hati, bisul, kepala pusing dan
beberapa penyakit lain.
Karena penyakit kanker sangat berkaitan dengan ketegangan
saraf, maka penelitian tersebut juga memberikan nasihat agar anda secara
teratur menenangkan saraf dan melakukan relaksasi. Salah satu penelitian
terkenal Alexander Lebovich, dekan fakultas kedokteran di universitas
Belgrad menambahkan “tertawa” membantu menghilangkan ketegangan saraf,
saraf yang tegang menyebabkan rasa pusing. Telah terbukti secara ilmiah, bahwa
tertawa mengurangi asam lambung dan berkerja seperti benteng yang melindungi
diri dari rasa gelisah dan tertekan. Tertawa akan menenangkan saraf dan membawa
kepada rasa nyaman dan rileks. Tertawa juga bisa menghilangkan insomnia (susah
tidur) dan membuka semua pintu-pintu dengan merendahkan diri melalui iman
kepada allah, hokum-hukum dan keputusan-keputusannya, hinga ketegangan meresap
ke dalam jiwa yang gelisah.
Dalam penelitian ilmiah membuktikan, bahwa saraf yang
terlalu tegang emosional yang keras membuat bertambahnya hormone-hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar vital tertentu sehingga bisa menyumbatkan
jalannya system kekebalan tubuh dan menghalangi gerakan sel-sel antibody yang
keluar dari system kekebalan sampai pada tujuannya.
Yang paling membahayakan dari semua itu adalah kemungkinan
berubahnya sel-sel sehat menjadi sel-sel kanker, karena tidak adanya aktivitas
normal dari jaringan imunitas. Dari semua itu kita bisa mengetahui hikmah
anjuran rasulullah Saw, agar tidak marah dalam sabdahnya “ jangan marah!”
kemudian keterangan beliau dari perkataan yang masih global tersebut, “
sesungguhnya marah itu bersumber dari setan dan sesungguhnya setan diciptakan
dari api. Sesungguhnya api mati dengan air nah, maka dari itu apabila kalian marah
maka berwudhulah.
Mengurangi Penyakit Fisik
Sebuah studi kecil pada orang
dengan sakit punggung kronis menemukan bahwa orang-orang yang berlatih meditasi
yang berfokus pada menekan kemarahan bisa mengurangi rasa nyeri.Menurut sebuah
penelitian yang dilakukan oleh Duke University Medical Center, memaafkan juga
dapat menurunkan rasa sakit pada fisik.
Menjadikan awet muda
Ternyata pendapat yang sering
dikemukakan orang jikalau sering marah – marah cepat tua adalah benar. Karena
ketika kita marah otot yang tertari sangat banyak serta terjadi penegangan pada
otot, inilah yang menyebabkan muka terlihat cepat tua. Berbeda dengan orang
yang murah senyum dan bersabar, otot terasa rileks dan hanya membutuhkan energy
yang sedikit ketika kita tersenyum disbanding marah.
Maka Rosulullohlah sebaik baik
teladan kita, takm ada yang lebih baik darinya, patutlah kita meneladani setiap
sunnahnya. Karena sunnah Rosul pasti mengandung hikmah yang besar di dalamnya.