Pada Dasarnya Artikel Ini Dibuat Untuk Menambah Ilmu Dan Dibagikan Secara Gratis!!! Ayoo Berbagi...

UNTUKMU PARA SUAMI ... INILAH NAFKAH BATIN YANG SESUNGGUHNYA

Bila yang disinggung nafkah batin maka yang terbesit adalah urusan tempat tidur. Bagi para pengantin baru mungkin hal ini amatlah indah. Maka ada yang menyebutnya Honeymoon. Namun seriring berjalannya masa pernikahan. Hal ini menjadi jarang dilakukan bahkan terkadang enggan terutama kaum hawa. Ada saja alasan yang dilontarkan untuk menghindarinya.
Atau ada juga yang melalukannya hanya sekedar penggugur kawajiban "agar tak dilaknat malaikat". Yah ... mungkin hal ini terlihat sepele, namun jika dibiarkan terlalu lama makan akan menjadi boomerang waktu yang menyebabkan perceraian. Yang menjadi pertanyaan mengapa hal ini sering terjadi? dan mengapa wanitalah yang sering menolaknya?

Bagi seorang wanita, nafkah batin jauh dari sekedar urusan kamar tidur saja. Bayangkan lelahnya ia mengurus rumah seharian selama kau bekerja. Dengan bersusah payah dan ikhlas ia mengurus anakmu tanpa keluh kesah. Namun saat keadaan rumah sedikit saja tak menyenangkan hatimu kau langsung lontarkan kalimat-kalimat kasar.

Ia tak pernah meminta baju-baju bagus darimu. Namun ia terkadang merasa minder tatkala hanya baju itu-itu saja yang ia pakai di majelis taklim. Tapi kau selalu menuntutnya untuk tampil cantik saat kau pulang kerja.

Ia yang selalu berusaha memenej uang yang kau beri setiap bulannya agar selalu mencukupi. Namun terkadang kau malah menuduhnya menyelewangkan uang yang sebenarnya hanya "pas-pasan". Dan dengan segudang kebutuhan yang harus ia tunaikan. Akan tetapi kau tak mau tahu apapun yang terjadi.

Masakan istrimu memang tak seenak masakan ibumu. Namun ia sudah berusaha dengan berbagai cara untuk menyedapkan masakannya. Dan dengan mudahnya kau membandingkan masakan Ibumu atau adikmu di depannya. Serta tak sedikitpun kau puji masakan istrimu didepan ibumu atau adikmu.

Ia yang berusaha menjadikan rumahmu tampil indah dengan pekerjaan rumah yang tiada habisnya. Namun kau sering mengeluhkannya tak pernah bekerja dan malas-malasan. Bahkan tak jarang kau juga menyuruhnya bekerja di luar rumah. 

Wahai suami, nafkah batin bagi seorang wanita bukan hanya persoalan kamar tidur saja. Ketenangan batin dan kasih sayangpun amat ia butuhkan. Belaian lembut, kata-kata manis saat kau ucapkan pada awal pernikahan dulu yang amat ia rindukan. Namun seiring berjalannya waktu semua kata itu berubah menjadi makian dan amarah serta tuntutan. 

Wahai suami ... istrimu juga ingin dimengerti sebagaimana dirimu ingin dimengerti. Ia juga membutuhkan bahu untuk ia bersandar menluapkan keluh kesahnya. Ia telah berusaha untuk menyenangkan hatimu. Namun kau selalu menganggapnya sepele.

Lihatlah rumahmu, bersih teratur. Bukalah lemarimu bajumu tlah bersih, wangi dan disetrika rapi.
masih kurangkah pengorbanan istrimu, ataukah dalam hatimu ada wanita yang lain? Ingat wahai suami ... istrimu bukan malaikat yang tanpa cela. Ia bukan pembatumu yang dengan mudahnya kau suruh ini itu tanpa kasih sayang. Yang hanya menjadi pembersih rumah dan pencuci bajumu.

Ia istrimu, pendamping hidupmu, ibu dari anak-anakmu. Sayangi ia sebagaimana dulu awal pernikahanmu. Ia merindukan kata-kata halusmu. Jika ini semua telah kau lakukan, maka akan mudah bagi istrimu memenuhi permintaanmu.
Back To Top