Jika disinggung mengenai pernikahan. Maka setiap orang memiliki presepsi yang berbeda. Umumnya pernikahakn adalah sebuah acara sakral yang dilaksanakan hanya sekali dalam seumur hidup. Sebuah perjanjian suci antara dua insan yang berjanji untuk membina kehidupan yang lebih baik dengan saling melengkapi.
Namun fenomena yang membuat miris. Ada seorang siswa SD yang menghebohkan mengenai pernikahan ini. Pada saat ujian terdapat soal yang menanyakan urutan pernikaha yang benar.
Normalnya pernikahan berlangsung sebelum kehamilan. seperti yang tertera pada gambar jawaban yang benar adalah, Pernikahan(2), Kehamilan(1) dan Memiliki anak (3). Namun jawaban anak ini adalah Kehamilan(1), Pernikahan(2) dan memiliki anak(3).
Anak tersebut tak serta merta menjawabnya tanpa pemikiran. Melihat fenomena yang terjadi dewasa ini memang seperti bukan hal yang tabu lagi jika pernikahan ditujukan hanya karena menutupi aib karena sudah terlanjur hamil. Ikatan yang suci dan sakral harus terkontaminasi dengan dosa besar yang terjadi sebelumnya. Na'udzubillahi min dzali.
hal ini tentunya menjadi perhatian kita bersama khususnya para orangtua dan guru. Pentingnya penanaman moral tentang pergaulan sejak dini. Jangan ajarkan anak anda untuk dikenalkan dengan istilah pacaran. Berikan penjelasan yang mudah dipahami tentang larangan berduaan dengan yang non mahrom. Ajarkan anak anda pendidikan agama semenjak dini agar terdoktrin dalam diri dia hidup berdasarkan agama. Bukan nafsu.
Namun realitanya zaman sekarang orangtua justru risau jika anaknya tidak memiliki pacar. Sehingga menyuruh anaknya bagaimanapun caranya agar memiliki pacar. Seolah suatu aib jika anak tersebut tidak memiliki pacar karena taku dengan istilah "tak laku". Padahal pandangan ini tidak benar sama sekali. Kita tak perlu risau jika anak kita tak memiliki pacar.
Biarlah ia menjaga kesucian dirinya dan hatinya. Karena pasangan yang baik tidak didapatkan melalui jalan pacaran. Suami yang sholih tidak mau menggunakan istilah pacaran dalam menjemput idaman hatinya. Ia langsung menemui orangtua dan memintanya dengan cara baik-baik. inilah cara memuliakan wanita yang sesungguhnya
Namun fenomena yang membuat miris. Ada seorang siswa SD yang menghebohkan mengenai pernikahan ini. Pada saat ujian terdapat soal yang menanyakan urutan pernikaha yang benar.
Normalnya pernikahan berlangsung sebelum kehamilan. seperti yang tertera pada gambar jawaban yang benar adalah, Pernikahan(2), Kehamilan(1) dan Memiliki anak (3). Namun jawaban anak ini adalah Kehamilan(1), Pernikahan(2) dan memiliki anak(3).
Anak tersebut tak serta merta menjawabnya tanpa pemikiran. Melihat fenomena yang terjadi dewasa ini memang seperti bukan hal yang tabu lagi jika pernikahan ditujukan hanya karena menutupi aib karena sudah terlanjur hamil. Ikatan yang suci dan sakral harus terkontaminasi dengan dosa besar yang terjadi sebelumnya. Na'udzubillahi min dzali.
hal ini tentunya menjadi perhatian kita bersama khususnya para orangtua dan guru. Pentingnya penanaman moral tentang pergaulan sejak dini. Jangan ajarkan anak anda untuk dikenalkan dengan istilah pacaran. Berikan penjelasan yang mudah dipahami tentang larangan berduaan dengan yang non mahrom. Ajarkan anak anda pendidikan agama semenjak dini agar terdoktrin dalam diri dia hidup berdasarkan agama. Bukan nafsu.
Namun realitanya zaman sekarang orangtua justru risau jika anaknya tidak memiliki pacar. Sehingga menyuruh anaknya bagaimanapun caranya agar memiliki pacar. Seolah suatu aib jika anak tersebut tidak memiliki pacar karena taku dengan istilah "tak laku". Padahal pandangan ini tidak benar sama sekali. Kita tak perlu risau jika anak kita tak memiliki pacar.
Biarlah ia menjaga kesucian dirinya dan hatinya. Karena pasangan yang baik tidak didapatkan melalui jalan pacaran. Suami yang sholih tidak mau menggunakan istilah pacaran dalam menjemput idaman hatinya. Ia langsung menemui orangtua dan memintanya dengan cara baik-baik. inilah cara memuliakan wanita yang sesungguhnya