Pada Dasarnya Artikel Ini Dibuat Untuk Menambah Ilmu Dan Dibagikan Secara Gratis!!! Ayoo Berbagi...

SAAT KUBURAN MENJADI MASJID DAN MASJID MENJADI KUBURAN

Miris hati ini melihat betapa masjid dibangun sedemikian megahnya. Biaya yang dituangkanpun tak sedikit. Namun jika dilihat jamaahnya hanya tah lebih dari lima shaf. Berbeda dengan kuburan yang selalu ramai. Terlebih kuburan para wali, atau kiyai dan pemuka agama lainnya. Seolah tak pernah sepi dari pengunjung. Berdalih dengan memita wasilah dari mereka agar mengabulkan keinginan mereka. Serta berbagai mitos yang berkembang bak jamur dimusim hujan. Ratusan bahkan ribuan jamaah berlomba-lomba. Bukan pergi kemasjid melainkan pergi ke kuburan. 

Namun, mereka tak pernah memperhatikan bagaimana ibadah mereka. Sudah tepat atau masih mengulur-ulurnya atau bahkan tidak sama sekali. Bahkan hal ini tak masuk logika. Seorang yang sudah meninggal dapat menjadi wasilah dikabulkannya doa. Bila kita tarik ke masa Rosulullah SAW yang menceritakan kisah tiga pemuda yang terjebak di dalam gua. Mereka diperintahkan untuk berwasilah dengan amalan mereka, bukan amalan orang lain. 

Bagaimana mungkin doa kita terkabul jika amalan kitapun hanya kalau ingat saja. Meskipun berjuta kali kita berdoa di kuburan para wali tetap saja tak terealisasi. Kalaupun terkabulkan bukan berarti itu karena wasilah kita kepada para wali. Melainkan kasih sayang dari Allah meskipun kita selalu mengabaikan perintahnya. 

Rosulullah SAW bersabda:
"Janganlah kalian jadikan kuburanku ied(tempat yang dikunjungi secara berkala) dan rumah kalian kuburan. Bersalawatlah untukku sesungguhnya salawat dan salam kalian akan sampai kepadaku dimanapun kalian berada,"

Dari hadist diatas sudah je;as bahwa Rosulullah saja melarang ummatnya untuk berdoa dikuburan beliau. Padahal Rosulullah SAW lebih utama daripada seisi makhluk di dunia ini. Apalagi para wali kendatipun meraka adalah orang shalih namun tak ada jaminan mereka maksum. 
Lihatlah masjid-masjid yang sangat sepi bagai tanpa oenghuni. Mengapa mengeluarkan uang banyak untuk berziarah kemakam para wali anda sanggup. Namun melangkahkan kaki ke masjid yang jaraknya tak jauh saja sangat berat. Padahal sudah sangat jelas akan kewajiban terutama bagi laki-laki untuk shalat berjama'ah dimasjid.   Rosulullah SAW bersabda:

"Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Telah datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seorang lelaki buta, kemudian ia berkata, 'Wahai Rasulullah, aku tidak punya orang yang bisa menuntunku ke masjid, lalu dia mohon kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar diberi keringanan dan cukup shalat di rumahnya.' Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan keringanan kepadanya. Ketika dia berpaling untuk pulang, beliau memanggilnya, seraya berkata, 'Apakah engkau mendengar suara adzan (panggilan) shalat?', ia menjawab, 'Ya.' Beliau bersabda, 'Maka hendaklah kau penuhi (panggilan itu)’. (HR. Muslim)

Bahkan untuk lelaki butapun Rosulullah tidak memberikan rukhsah, bagaimana dengan kita yang sehat jiwa dan raganya. Sudah selayaknya kita berkaca. Memang kita tak bisa semulia para Nabi dan sahabat. Namun meneladaninya itu yang terpenting. Kita hidup di zaman yang mana Islam sudah banyak dikenal orang. Bahkan negara kitapun tak mengintimidasi bagi yang beragama Islam. Kalahkah kita dengan muslim minoritas yang hidup di negara yang mayoritas Non Islam, dan mereka benar-benar dikucilkan. Kalahkah kita dengan muslim yang hidup di negara konflik seperti Palestina, yang mana shalat saja mereka sembunyi-sembunyi namun tetap berusaha untuk mendirikan shalat berjama'ah. 
Tag : ISLAM
Back To Top