"Suamiku ... makin hari cintaku semakin bertambah deh kalo gini rasanya,"
"Jauh gini jadi kerasa kangen terus sama istri,"
"Sayang kamu lagi apa ya,"
Dan masih banyak lagi status-status mesra yang bertebaran di sosial media. Bagi kita yang membacanya terkesan risih dan "norak". Namun bagi si peng-apload status ini adalah bukti cinta kepada pasangannya. Tanda besarnya cinta atau sekedar pamer kemesraan agar dianggap pasangan harmonis oleh teman-temannya.
Biasanya hal ini dilakukan oleh pasangan-pasangan yang baru saja jadian atau menikah. Dan yang lebih parah lagi terkadang tak sedikit pula para oknum-oknum yang sering disebut dengan "ikwan/akhwat" pun juga mengapload kemesraan-kemesraan mereka. Miris memang ... yang notabenenya adalah penyebar agama Allah dan pendakwah, ternyata tak bisa bentengi diri di dunia maya. Alih-alih alasan bukan dunia nyata, jadi mereka bisa melakukan sesuka hati.
Tanpa kita sadari, gerak gerik kita pun juga banyak mata yang mengawasi meskipun di dunia maya. Kritikan-kritikan pedas terlontar, bahkan bisa dijadikan dalih untuk seseorang yang tidak suka.
"Alah ... si Fulan aja statusnya alay gitu. Padahalkan dia paham agama,"
Dan berbagai lontaran pedas lainnya. Yang menjadikan alasan mereka untuk membenarkan perilaku mereka.
Wahai Saudaraku ... Tulislah yang baik atau diam. Jangan jadikan dunia mayamu menjadi boomerang ketika engkau di akhirat nanti. Karena banyaknya sesuatu yang tidak bermanfaat bertebaran disana. Kecintaanmu pada pasanganmu tak perlu orang lain tahu. Cukup antara Allah, hatimu dan hatinya saja yang tahu. Tak perlu dunia tahu kemesraan kalian. Apa yang kalian lakukan. Tutuplah aibmu, dan aib pasanganmu.
Cinta bukan terbukti dari status, melainkan dari tingkah lakumu terhadapnya. Tak perlu mengapload photo kemesraan berduadi dunia nyata. Dengan dalih agar yang lain juga mengikuti jejakmu. Atau memamerkan agar orang yang melihatnya memuji kemesraanmu. Tak perlu itu saudaraku.
Kau tak pernah tahu siapa yang dalam hatinya timbul iri dan dengki. Dan jika dalam dirinya terdapat "ain" tanpa kau sadari, ketika kau upload kemesraan dan ada mata yang memandang dengan kagum atau benci lantas kemudian kau menjadi sakit atau tertimpa sesuatu yang tidak mengenakkan lainnya. Inilah mengapa terdapat anjuran untuk menutup aib. Baik aib sendiri maupun orang lain.
Cintai pasanganmu tanpa harus mengeksploitasnya di sosial media. Inilah cara yang lebih aman untuk caramu mencintainya. Karena kau tak pernah tahu berapa orang yang menginginkan menjadi posisimu sekarang ini. Bahagia dan sedihmu sampaikan pada Sang Pemberi Kebahagiaan itu. Sampaikan rasa syukurmu. Begitu pula sebaliknya jika sedang ada masalah pada pasanganmu maka jangan juga kau ekspos ke sosial media juga.
Jangan sampai sosial media menjadi ajang hantaman ejekan atau rasa jengkelmu pada pasanganmu. Selesaikan baik-baik, karena ekploitas tidak menjadikan masalahmu selesai. Bahkan semakin parah. Ajaklah ia bicara dari hati ke hati dalam keadaan tenang, tanpa amarah atau lelah. Bukankah itu indah?